Blue Fire Kawah Ijen

Tulisan pertama di tahun 2020 ini akan dibuka dengan cerita perjalanan di akhir tahun 2019.

Yups.. Banyuwangi kota yang saya kunjungi diakhir tahun 2019. Kota yang mana saya ingin sekali kunjungi dan Alhamdulillah diakhir tahun 2019 berkesempatan untuk kesana. Yeayy.. 

Gunung Ijen menjadi tujuan utama untuk datang ke Banyuwangi. Perjalanan di mulai dari jakarta - Madiun - Banyuwangi.  Iyah sempet mampir sebentar ke Madiun untuk sekedar nyobain pecelnya hihii :p

Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan lokal maupun asing. Selain untuk menikmati pemandangan danau vulkanik, juga ingin menyaksikan percikan Blue Fire yang keluar dari kawah serta keindahan sunrise dipuncak gunung. 

Kawah Ijen sendiri merupakan danau vulkanik berwarna toska yang berada di Gunung Ijen. Kawah Ijen menampilkan pemandangan yang indah apalagi saat pagi hari, saat matahari tiba, ia akan memancarkan warna keemasan yang memancar ke arah kawah. Selain itu pemandangan alam pegunungan yang Ma Syaa Allah menakjubkan, pokonya di bikin  banyak bersyukur saya tuh lihatnya ^^






Lokasi Kawah Ijen berada di Banyuwangi dan Bondowoso. Transportasi untuk bisa sampai kesini alias ke Paltuding (pintu masuk Kawah Ijen), bisa menggunakan jeep/mobil ataupun motor.

Nah, dari Paltuding baru deh harus siapin energi untuk mendaki kira-kira sepanjang 3,4 km untuk ke lokasi Kawah Ijen. Medan yang di tempuh tidak terlalu ekstrim, menanjak pastilayah namanya juga mendaki, tapi tenang ada landainya ko untuk sekedar jalan santuy hihii..


foto diambil pas turun Gunung.



Blue Fire atau Api Biru merupakan fenomena alam yang menjadi daya tarik yang paling kuat di Kawah Ijen. Fenomena ini satu-satunya di Indonesia dan merupakan satu diantara dua lokasi didunia selain Islandia. Ma Syaa Allah yah.. 
Dan untuk bisa melihat Blue Fire saya harus melakukan pendakian pada dini hari. Karena Blue Fire sendiri bisa dilihat pada dini hari sekitar pukul 02:00 - 04:00 pagi hari. Sedangkan untuk pendakian Gunung Ijen di buka pukul 01:00 WIB. 
Untuk biaya masuk Kawah Ijen hanya sebesar Rp.5.000,- (weekday) / Rp.7.500,- (weekend) per orang untuk wisatawan lokal, dan Rp.100.000,- (weekday) / Rp.150.000 (weekend) untuk wisata asing.

BTW, foto Blue Fire dibawah ini diambil dari Google yah dan bukan hasil jepretan saya, soalnya ga sempet foto karena asep dan bau belerang yang sangat  tajam baunya, bikin saya engap/nyesek hingga akhirnya tak lama sampai di Kawah Ijen dan melihat Blue Fire yang Ma Syaa Allah luar biasa banget keren deh pokonya, saya pun langsung kembali keatas Kawah Ijen. Huaaahahaa lemah banget rasanya pas kena asap, menghirup bau belerang yang sangat tajam dan matapun perih akibat kena asapnya, ahh rasanya oleng padahal  udah pake masker loh :"




Begitulah Gunung, ekstrim atau tidaknya Gunung tetap yahh harus disiapkan peralatan dan staminanya. Pastinya harus tetap hati-hati apalagi jaga hati eyahhh :D

Dan untuk yang punya penyakit asma, jantung sangat dilarang turun Kawah, karena emang asap yang berbau belerang bikin nyesek dan perih mata juga. Saya yang Alhamdulillah tidak memiliki penyakit apapun ga cuat loh nyesek banget pas kena asapnya huhuhuu :" 

Oia, untuk masker bisa sewa disana dengan harga sewa Rp. 25.000,-
Dan di Paltuding (pintu masuk Kawah Ijen) ada toilet umum, jadi pastikan sebelum mendaki ke toilet terlebih dahulu karena setahu saya pas di puncak Gunung Ijen tidak ada toilet.

Toilet Umum
Kawah Ijen juga merupakan tempat banyaknya penduduk lokal bekerja untuk mengambil belerang untuk dijual. Tiap hari mereka harus menambang dan memikul belerang hingga puluhan kilo setiap kali jalan. Pekerjaan yang membutuhkan perjuangan yang luar biasa menurut saya, bagaimana tidak, saya yang hanya membawa diri saja berasa cape dan keleahan turun naik Kawah, apalagi harus membawa/memikul puluhan kilo belerang, ga kebayang cape dan lelahnya :"


Meskipun membawa beban berat dipundak, terlihat dari wajahnya yang cape dan lelah tapi Bapak penambang tetap memberi senyum dan bersikap ramah kepada wisatawan yang datang. Bahkan kita juga bisa ngobrol-ngobrol banyak dengan beliau. Ma Syaa Allah semoga Bapak-bapak penambang diberikan kesehatan selalu, umur panjang dan semoga lelahnya menjadi berkah. Aamiin.

Sangat menyenangkan rasanya bisa sampai ditempat seindah ini. Seperti biasa setiap perjalanan selalu memberi pelajaran dan banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari perjalanan ke Gunung Ijen ini.


Tak ada pekerjaan yang berat jika dilakukan dengan keikhlasan. Maka bekerjalah dengan ikhlas agar leleh menjadi berkah.

Jangankan mendaki, jalanan biasa saja tak selamanya mulus, lurus, adakalanya naik turun, dan berkerikil. Begitu pula perjalanan hidup tak selamanya menyenangkan, adakalahnya bersedih, berduka tapi semua harus dijalani dengan syukur dan ikhlas. 

Tak perlu memperlihatkan kesusahan, kesedihan pada orang lain, tutupi dengan senyuman dan rasa syukur, seakan semua baik-baik saja karena ada Allah yang maha tahu yang akan memelukmu dengan pertolongan dan kasih sayangNYA~


Tulisan perjalanan yang semoga bermanfaat untuk pembaca dan jangan lupa jaga selalu alam semesta ini dengan cara buang sampah ketempatnya :)


Sampai ketemu ditulisan perjalanan berikutnya :)



Komentar