Canyoning, Rappelling Bikin nagih

Diajak mencoba hal baru gada alasan buat ga ikut. 

Hingga rasa penasaran mampu mengalahkan rasa takut~

 

Sabtu ceria maen-maen ke alam yang banyak airnya, seru juga yah.  Klo kata bule sih namanya Canyoning (Canyoneering) yang mana kegiatannya mengarungi canyon atau air terjun dengan berjalan, menelusuri sungai dan menuruni air terjun dengan cara Rappeling.

Tapi klo kata @Bang.beler (sang Guide) bilangnya sih Rappelling Shower, karena kegiatannya memadukan teknik turun tebing sambil diguyur air dari atas. Hahahaa :D

Ini pertama kalinya saya mencoba rappelling. Awalnya emang deg-degan gitu sih, takut-takut gimana gitu deh, apalagi pas sampai lokasi buat turun tebingnya, makin-makin aja tuh hati berdegut kencang seperti ketemu doi (eeeaaaa hahaaa :p ). Tapi setelah nyoba yah biasa aja sih rasanya (shombong amat wkwkwk), malah yang ada bikin nagih dan pasti bakal nyoba lagi sih ini buat rappelling. :D

Muka happy persiapan turun :D

Rappelling atau Abseling merupakan teknik turun dari tebing atau permukaan yang tinggi dengan menggunakan tali. Teknik ini bisa dibilang sangat bergantung sepenuhnya pada alat yang dipakai. Tali yang digunakanpun harus tali karmantel bukan tali rafia yah. :p 

Semua peralatan sudah disiapkan dengan aman sesuai SOP dan pastinya untuk pemula seperti saya ini akan di dampingi oleh guide, saya hanya menyiapkan keberanian untuk melakukan rappelling saja. Jadi, jangan takut untuk pemula yang ingin mencoba dan katanya tak kenal maka tak sayang, maka dari itu sebelum memulai rappelling saya di kenalkan terlebih dahulu dengan perlatan-peralatan rappeling. :D

Adapun Alat Pelindung Diri (ADP) Seperti, sarung tangan, helm dan alat-alat rappelling lainnya, yaitu :

1. Tali yang digunakan harus tali karmantel, karena tali ini sangat kuat dan bersifat kaku jadi nyaman digunakan untuk rappeling.
2. Harness digunakan sebagai penghubung antara tali dengan tubuh, bisa dibuat dari webbing (harness webbing) dipakai ke pinggang, juga sebagai tempat memasang alat sender saat rappelling.
3. Carabiner atau cincin kait berfungsi sebagai penghubung antara tali dengan alat lainnya.
4. Desender adalah alat yang berfungsi memperlambat gerak tali, menahan gesekan sehingga dapat membantu pengereman. Desender figure 8 dan ATX adalah desender yang umum digunakan untuk rappelling.
5. Anchor adalah alat untuk menahan beban atau system tali temali dalam proses rappeling. Ada dua jenis Anchor yaitu ; 

• Natural Anchor,  merupakan pohon besar, lubang-lubang ditebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
• Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing. Untuk membuat anchor buatan alat yang biasa digunakan adalah Sling dan Carabiner.

Udah safety bangetkan nih hehee pasang senyum tipis biar ga keliatan tegang. :D

Disaat turun tebing kita harus menjaga posisi badan tetap tegak lurus dengan tebing, karena berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun. Menggunakan tangan untuk keseimbangan, tangan lainnya untuk mengatur kecepatan dan hindari juga benturan pada tubuh. Selalu melakukan pengamatan keatas dan kebawah saat turun. Jangan lupa juga nih tetap gaya pas pengambilan foto hahaa, jangan kaya yang dibawah ini kaku kaya kanebo kering :p

Setelah turun tebing dengan ketinggian kurang lebih 15m, kemudian berenang dibawah air terjun, lanjut lagi nih buat jalan lagi ke goa dan ketemu deh sama jodoh (eaaaa hahaaa mulai ngawur deh *tepok jidat) maksudnya ketemu air yang super jernih. Ma Syaa Allah..

Klo kata @zeldakaosen, "Ga mudah yah buat sampai ketempat seindah ini, butuh perjuangan". :D

Kegiatan canyoning ini emang ga semuda yang dibayangkan, butuh keberanian, kekuatan fisik dan jiwa petualang yang kuat yang selalu ingin mengeksplor banyak hal yang ada di alam semesta ini.

Jangan takut untuk mencoba yah, karena ketakutan hanya sementara saat mencoba malah endingnya bikin nagih loh. :)

NOTES

Trip with @WNA_OUTDOOR (cek aja IG nya)

Agustus 2020

Lokasi